Rabu, 27 Agustus 2008

Kangen Embah Uti


Menjelang bulan suci Romadhon seperti ini, biasanya yang paling dikangeni mama adalah pulang ke rumah embah yang sejuk, nyaman, dan asri. Enak sekali untuk merefleksikan diri dan beribadah dengan tenang...sangat ni'mat. Apalagi rumah embah dilengkapi mushola yang bisa menampung sekitar 75 orang, jadi kalo sholat tarawih kita tinggal jalan ke samping rumah.


Kalo anak-anak embah sudah pulang semua, wah..makan sahur enggak terasa ngantuk, rame sekali.
Seperti tahun ini, rasa kangen mama terhadap embah uti seperti sudah tidak bisa terbendung, lebih terasa lagi 2 tahun belakangan ini yaitu sejak embah kakung meninggal. Mama sedih, embah uti pasti sangat kesepian, makan sahur sendiri, buka puasa sendiri, I'tikaf sendiri...paling-paling sholat subuh, sholat maghrib, sholat isya' dan sholat tarawih yang agak rame karena banyak orang datang untuk sholat berjama'ah di mushola.
Anak embah ada 8, mama adalah anak yang ke 6, tinggal di Surabaya. 7 anak embah yang lain, tinggalnya di Jakarta. Semua sudah memberi tawaran ke embah uti untuk tinggal bersama, tetapi embah selalu menolak dengan alasan embah ingin beribadah dengan khusyuk. Kalo harus tinggal dengan anak dan cucu, pasti ibadahnya akan terganggu.
Embah uti memang pantas menjadi teladan untuk anak-anaknya, kami menjadi seperti sekarang ini, karena diiringi doa tulus dari embah uti. Tidak putus-putusnya beliau mendoakan kami. Dari dulu, embah uti selalu bangun tengah malam untuk sholat, membaca ayat suci Al Qur'an atau membisikan doa-doa ditelinga kami, demi kebaikan kami.
Rosulullah saw bersabda : Orang yang harus kita pergauli dengan baik adalah, ibu, kemudian ibu, lalu ibu baru ayahmu (kurang lebih seperti itu)...Mudah-mudahan ibu tidak kecewa terhadap kami. Ibu, seringkali kami membuatmu marah, membuat air matamu menetes, membuatmu bersedih, betapa kami sudah durhaka kepadamu...Ampuni kami ibu..Ampuni kami Ya Allah..Astaghfirullah!!!