Selasa, 15 November 2011

3 Syawal 1432H... Semua untuk Finan

Kamis malam tanggal 2 syawal 1432H adalah hari dan malam yang paling galau untuk mama maya mamanya Finan, ponakanku tersayang. Mungkin dalam seumur hidupnya yang menginjak tahun ke 36, malam itu adalah malam yang paling melelahkan, karena anak semata wayangnya, Finan akan di sunat besok harinya. Sementara si bocah petualang Finan tidak berada di sampingnya karena mamanya dan Finan pisah rumah. Hehehe.... Yap, mama yang menginap di rumah ibu tercinta di kembaran, sementara Finan masih belum mau dipisahkan dengan "Team Obrak Obrik Rumah"nya di embah uti satunya yang tidak lain adalah ibunda tercinta... Embah Uti/Ibunda Soekarsih Rasman kami yang sangat kami sayangi.


Embah Uti berdoa untuk Finan supaya sunatnya lancar

Malam itu semua tertidur lelap, begitu juga Finan tidak sedikitpun kulihat ketakutan seperti yang biasa ditampakkan di raut muka anak kecil yang hendak disunat esok harinya. Bahkan terlihat pulas dan tenang karena kelelahan bermain sepanjang hari bersama kakak-kakaknya.
Sampai akhirnya kokok ayam berbunyi, semua sibuk. Budhe Wiwin terlihat paling sibuk diantara kami, karena harus keluar masuk bakery untuk membeli kue tart dan keluar masuk rumah makan untuk memesan ingkung ayam. Kubangunkan satu persatu anak-anakku dan semua ponakanku. Sampai akhirnya selesai semua dan berangkat ke tempat praktek dokter sunat yang sudah dipesan mama Maya. Dan Finan memang jagoan, tidak ada tangis sedikitpun sampai dokter selesai menjahit ketika dia selesai di sunat.


Disunat sambil main PSP ditungguin pakdhe Anto dan mas Aan

Dari tempat praktek dokter, rombongan mengantar Finan ke rumah embah utinya di Kembaran. Mama Maya sudah menunggu dengan bercucuran air mata karena haru. Sayang sekali, aku, budhe Ririnnya tidak bisa ikut menikmati momen ini karena harus menunggui ibunda tercinta yang baru saja operasi satu bulan yang lalu. Mungkin memang sudah seharusnya begitu, karena seandainya budhe Ririn ada disana, pasti akan malu karena tangisnya akan melebihi tangis yang mama Maya punya... Budhe Ririn memang gampang sekali menangis. Hihihi....